Header Ads

FIM: Kami akan Lawan Kapitalisme

Ilustrasi: Demo Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia mendesak perusahaan kelapa Sawit PT Nabire Baru keluar dari Nabire – Jubi/Benny Mawel
Jayapura, Jubi – Meski berkas perkara gugatan pemilik ulayat lahan sawit ditolak pengadilan, Forum Independen Mahasiswa (FIM) berkomitmen akan tetap melawan korporasi dan kapitalisme yang masih bercokol di Papua.

Sekretaris FIM, Melianus Duwitau mengatakan, pihaknya akan tetap melawan perusahaan sawit yang mencaplok tanah adat masyarakat Papua.

“Kami akan tetap melawan dengan cara kami,” katanya kepada Jubi di Jayapura, Kamis (7/4/2016).
“Kami tidak takut dan tidak gentar. Kegagalan kami adalah sebuah motivasi untuk kami lebih mempersiapkan diri lebih lagi,” lanjutnya.

Pada proses persidangan di PTUN Jayapura gugatan masyarakat adat pemilik sawit suku Yerisiam Gua ditolak. FIM menilai ada intervensi pemerintah dan perusahaan dalam memutuskan perkara tersebut. Padahal masyarakat menolak keberadaan perusahaan yang tidak sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang tidak sesuai dan IUP.

Dalam putusan hakim lebih banyak membicarakan dan membahas kenapa PT. Nabire baru tidak dilapor saat 90 hari saat IUP keluar.

“Jadi, kami mengutuk tindakan hakim PT. Nabire Baru dan pemerintah yang tidak profesional dan tidak netral,” katanya.

Koordinator Koalisi Peduli Korban Kelapa Sawit Nabire, John Gobay di depan PTUN Jayapura mengaku siap melawan negara, investor dan kapitalis yang mencaplok tanah adat pemilik ulayat di Tanah Papua.

Ia menilai PT. Nabire menang di PTUN Jayapura karena kepentingan investor dan aparat keamanan.
“Kami akan pakai cara lain untuk menggugat persoalan ini,” kata John Gobay. (Hengky Yeimo)

Tidak ada komentar

Bloger. Diberdayakan oleh Blogger.