Sofyan Yoman: Kehadiran Pastor John Djonga Tepat Sebagai Seorang Gembala
suarabaptispapua.org Jayapura, Ketua Umum
Badan Pelayan Pusat-Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP).
Socratez Sofyan Yoman mengatakan kepolisian republik Indonesia salah
menilai kehadiran pastor John Djongga saat memimpin ibadah peresmian
kantor Dewan Adat Papua wilayah Lapago pada 15 Februari 2016.
“Kehadiran Pastor John Djongga sudah
tepat sebagai seorang gembala. Pihak lain menilai, kelompok yang buat
kegiatan, kelompok yang bertentangan dengan Negara. Tetapi, gereja,
entah itu separatis ka, OPM ka, itu domba,”tegas Yoman kepada jurnalis
di ruang kerjanya di Padang Bulan, Abepura, Kota Jayapura, Papua;
seperti di lansir tabloidjubi.com. Senin (29/2/2016),
Kata Sokratez, gereja tidak melihat
jemaaat dalam kaca mata negara. Negara selalu melihat dan memojokan
masyarakat sebagai yang mengangu negara. Tetapi, gereja memandang
keberadaan dan perjuangan masyarakat itu kebenaran yang tidak ada
larangan, dalam kitab suci sekalipun.
“Geeja mendukung Perjuangan masyarakat
itu, karena itu demi masa depan yang lebih, kehidupan yang lebih baik.
Gereja tidak larang Papua Merdeka tetapi Gereja larang itu menculik,
membunuh, memenjarakan orang atas nama keamanan negara,”tegasnya.
Kata Yoman, kehadiran pastor juga tidak
tidak mewakili dirinya sendiri dan organisasinya melainkan mewakili
semua gereja. Karena, pastor John bukan membawa Katolik melainkan injil
yang diwartakan semua gereja.
“Kami merasa dia mewakili kami. Dia
membawa kitab suci, membawa nilai-nilai injil kepada jemaat,”tegasnya.
Karena itu, masalah pemanggilan polisi kata dia akan menjadi sorotan
semua gereja. “Mereka bikin masalah lain”. Karena, k ata Yoman, Negara
sedang berusaha mencampuri urusan gereja yang independen.
Sementara, negara dan gereja itu dua
institusi yang berbeda. Negara berdiri atas kesepakatan manusia dan
gereja berdasakan otoritas yang ilahi yang tidak diganggu gugat.
Kata Yoman, upaya mencampuri urusan
Gereja itu memperlihatakan watak Negara yang sebenarnya. Negera tidak
memiiki pemahaman yang baik dan benar soal kitab suci dan gereja yang
mewartakan kebenaran. “watak Negara yang kurang bagus,”tegasnya.
Share : Gman-p
Editor
Post a Comment